Jumat, 21 November 2014

BAPAK LAMBERTUS AWOK MENGABDI DI NKRI NASIB TIDAK DI PERHATIKAN


Mengabdi di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tapi sampai saat ini Bapak Lambertus Awok, tidak di perhatikan. Beliau masuk sebagai anggota ANSIP pada tanggal 1 Januari tahun 1980 selama lima (5) tahun, dilihat dari loyalitas penuh pengabdian, beliau diangkat sebagai DANTON ANSIP se-wilayah kampung Mindiptana yang meliputi lima kampung di distrik Mindiptana. Pada tahun 1990 beliau ditarik masuk sebagai aparat Kampung Mindiptana, selama menjalan tugas dengan baik, maka beliau diangkat menjabat sebagai kepala KAUR UMUM di Kantor Kampung Mindiptana selama lima (5) tahun. Selanjutnya beliau menjabat sebagai kepala KAUR Pemerintahan hingga tahun 2006, selama 15 tahun Bapak Lambertus Awok bekerja sebagai aparat kampung Mindiptana di Distrik Mindiptana.

Di tahun 2006 beliau (Bapak Lambertus Awok) ditarik masuk bekerja dalam sistim fungsional yakni sebagai Guru Tutor di Kampung Yetetkun Distrik Waropko Kabupaten Boven Digoel, sejak tahun 2006 beliu mengajar hingga di pindahkan SD YPPK Kampung Anggamburan selama 5 tahun. Kemudian Bapak Lambertus Awok menjabat sebagai Pelaksana Tugas Harian Kepala Sekolah SD YPPK Kampung Anggamburan Distrik Mindiptana Kabupaten Boven Digoel, selama dua (2) tahun tiga (tiga) bulan dan selanjutnya beliau dipindahkan ke SD YPPK Kampung Imko Distrik Mindiptana pada tahun 2014.

Selama bertahun-tahun beliau mengabdi di Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai ANSIP, sebagai aparat kampung dan dipakai sebagai guru Tutor untuk melayani masyarakat, namun sampai saat ini nasib Bapak Lambertus Awok sangat tidak di perhatikan oleh pemerintah pusat, pemerintah Provinsi Papua,Pemerintah Daerah Kabupaten Boven Digoel, Pemerintah Distrik Mindiptana.Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Boven Digoel.

Jangankan nasibnya yang tidak di perhatikan, apalagi kesejahteraan beliau berupa bantuan motor (kendaraan) roda dua tidak di bantu, beliu pergi-pulang mengajar dengan jalan kaki. Apalagi bantuan kesejahteraan seperti rumah serta perabotan lainnya tidak di perhatikan, beliau (Bapak Lambertus Awok) hidup sangat menderita sambil menjalankan tugas sebagai guru Tutor hingga saat ini.

Tidak ada komentar: