Jumat, 06 November 2009

DINAMIKA PEMBANGUNAN KABUPATEN BOVEN DIGOEL

Dinamika Pembangunan Di Kabupaten Boven Digoel Mengundang Kontroversi Dikalangan Para Elit MuMan Se-Jayapura

Pada awal bulan Oktober, setelah mengikuti perkembangan polah pikir Manusia Boven Digoel yang ada di Propinsi Papua, Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom, ternyata tidak terlepas dari pantauan mereka mengenai daerah asal mereka yang ada di daerah paling timur, berbatasan dengan Negara tetangga Papua New Guenea, yaitu Kabupaten Boven Digoel yang baru saja dimekarkan beberapa tahun yang lalu. Pandangan berpikir manusia yang hidup di Propinsi Papua, Kota Madya Jayapura, Kota Jayapura, adalah mereka yang rata-rata berpendidikan tinggi. Mereka selalu mengikuti dinamika pembangunan di Wilayah Kabupaten Boven Digoel, daerah asal mereka. Menurut pandangan mereka dalam kepemimpinan Bupati Yusak.Yaluwo banyak menimbulkan masalah, terutama masalah-masalah pembangunan, seperti bidang pendidikan,kesehatan,sosial budaya,politik, ekonomi mengalami kemerosotan.Melalui pantauan yang mereka, hal ini sangat perlu ada suatu koreksi dari berbagai pihak terutama dari kalangan Intelektual muman. Rupanya mereka memiliki keprihatinan yang sangat dalam bagi daerah tempat asal mereka yang telah dimekarkan beberapa tahun yang lalu, maka dari keprihatinan itu muncul gerakan-gerakan bawah tanah yang mereka lakukan, baik mahasiswa/i, masyarakat,kaum intelektual, untuk melakukan pengontrolan terhadap kebijakan pembangunan di daerah asal mereka tersebut. Namun dari pandangan yang menjadi sebuah keprihatinan tersebut terselip kepentingan-kepentingan mereka antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain, hal inilah yang menimbulkan kontroversi diantara kedua kelompok tersebut. Kendatipun berbeda pandangan antara kedua kelompok tersebut, tetapi mereka dapat menggelar pertemuan bersama untuk pertama kali dianjungan merauke, kemudian pertemuan kedua diselenggarakan di Asrama Putri Boven Digoel-Waena. Dari hasil pertemuan tersebut mulai muncul konflik saraf antara kedua kelompok kepentingan tadi, disaat itu pulah dalam pertemuan itu mereka saling melemparkan tanggung jawab antara pihak mahasiswa dan kaum intelektual, tidak hanya itu saja,hal ini berlangsung terus hingga pada saat dialog dengan Rektor Universitas Cenderawasih inipun dari kelompok yang menamakan diri Ektrim papua ini tidak hadir dalam dialog tersebut, mereka adalah kelompok intelektual yang saling klaim kepentingan, mereka ini adalah alumni  / sering disebut dengan istilah sekarang "senioritas." Dari situlah mereka mulai dengan sikap tarik diri, tidak mau hadir,serta menyebarkan issu yang saling menjatuhkan antara kelompok kepentingan yang satu dengan kelompok kepentingan yang lainnya, mereka saling curiga bahwa kelompok yang satu lebih benar dan kelompok yang satu tidak benar,namun jika dicermati secara baik, mereka sama-sama memiliki kepentingan yang sama untuk melakukan pemerasan terhadap Bupati Kabupaten Boven Digoel. Mereka menggunakan berbagai issu untuk menarik simpati terutama masyarakat dan ke-empat basis mahasiswa-mahasiswi asal kabupaten boven digoel hanya demi mendukung kepentingan mereka. Dengan cara baku gigit, hanya demi kepentingan ini, dinamika pembangunan di berbagai bidang terus berjalan tanpa pamri terhadap kedua kelompok tersebut. Dinamika pembangunan baik positif maupun negatif yang sedang laju di daerah Kabupaten Boven Digoel ini terus laju dengan perkembangan manusia dari luar papua terutama Kabupaten Boven Digoel, dengan leluasanya mereka masuk tanpa pamri terhadap pemilik ulayat tanah adat yang menjadi hak sulung di daerah itu. Kedua kelompok ini adalah kelompok moderat dan kelompok extrim kiri yang saling mempertahankan posisi mereka sebagai penyelamat manusia boven digoel. Sayangnya masyarakat dan adik-adik mahasiswa tidak tahu dengan konspirasi kepentingan mereka, masyarakat dan mahasiswa ini sering digunakan sebagai salah satu kekuatan untuk mengancam pemerintah dan memenuhi kepentingan mereka. Masyarakat dan mahasiswa-mahasiswi ini selalu ditarik seperti sapi perahan kesana, kemari tanpa ada perubahan diantara paradigma oportunis ini. Kontroversi ini tidak pernah ada habis-habisnya mereka saling mempertahankan kedudukan dan posisi sebagai penyelamat manusia boven digoel dengan metode yang abtrak. Melalui coretan pejalan kaki ini, dapat kami simpulkan bahwa kedua-duanya tidak benar, mereka sama-sama punya kepentingan yang sama, hanya saja metode dan cara menarik simpati massa ini berbeda-beda diantara kedua kelompok yang saling mengklaim diri sebagai penyelamat manusia boven digoel diantara carut-marutnya dinamika pembangunan boven digoel, maka kesimpulan dari kami pejalan kaki ingin menyampaikan kepada publik bahwa selama ini mereka yang selalu menamakan diri sebagai kelompok ekstrim papua dan kelompok moderat papua ini, memiliki kepentingan yang sama yakni kepentingan makan dan minum, belum lagi uang dari hasil baku isap ini dipakai untuk sex dihotel,di bar,sex terhadap anak orang yang baru-baru besar, cara-cara mereka tidak muda di baca, cara mereka ini sistematis dan terorganisir, jadi masyarakat, mahasiswa dan pemuda jangan percaya kedua kelompok ini. Sementara itu, dinamika pembangunan di daerah boven digoel yang mengancam hak hidup masyarakat asli boven digoel ini lancar-lancar saja tanpa ada protes,kritik,perlawanan dari kedua kelompok rakus ini, maka mulai sekarang sampai dengan di masa-masa yang akan datang diusahakan agar kita tidak lagi menjadi korban konspirasi kepentingan kedua kelompok ini.

Tidak ada komentar: