Kamis, 22 Oktober 2009

Kabupaten Boven Digoel Masih ada Pelanggaran Ham

Pelanggaran Ham di Boven Digoel Masih Terjadi

Pada dasarnya manusia memiliki hak asasi dalam dirinya secara pribadi sejak lahiria. Namun di Kabupaten Boven Digoel seperti biasanya kita ketahui bersama bahwa ruang-ruang demokrasi bagi masyarakat asli boven digoel sangat tertutup bagi kebebasan masyarakat di daerah tersebut. Di Kabupaten Boven Digoel yang bisa kita temui hanyalah sisa-sisa nafas kehidupan diujung laras senjata, sisa-sisa nafas inipun masih terus dihentikan oleh pihak aparat (TNI-POLRI). Masyarakat terus ditekan dengan cara-cara represif pihak militer, tetapi tidak hanya kekerasan saja yang dialami masyarakat asli boven digoel, masyarakat ditekan dengan berbagai bentuk gaya militerisme, mereka tidak dapat bergerak bebas melakukan aktivitas secara bebas. Proses pembungkaman dilakukan hanya untuk melindungi kepentingan para pejabat koruptor,hanya dengan cara itulah pemerintah daerah bisa berbuat,tetapi menyangkut dengan hal-hal positif tentang kesejahteraan, seperti pendidikan, kesehatan, tidak terasa oleh masyarakat akar rumput asli boven digoel. Bertolak dari hal tersebut diatas, baru-baru ini TNI-POLRI dengan remehnya melakukan pelanggaran Ham terhadap rakyat sipil aslih Boven Digoel. Kejadian sampai akhir ini belum terungkap, karena proses pembungkaman terhadap rakyat asli Boven masih terus berlangsung sampai pada saat bulan September 2009 pihak Kepolisian mengeluarkan informasih yang tidak jelas,informasi yang dikeluarkan pihak polres boven digoel bahwa ada tabrakan misterius ditengah jalan antara wilayah Mindiptana dan kota kabupaten boven digoel. Hal ini dilakukan semata-mata hanya untuk melindungi kejahatan mereka. Menurut keterangan keluarga korban setelah dikonfirmasi melalui alat komunikasi (HP) ke Kabupaten Boven Digoel kepada pihak korban yang berada dikabupaten boven digoel, pihak korban mengatakan bahwa informasi yang dikeluarkan itu adalah pembohongan publik terhadap masyarakat asli Boven Digoel, hal ini dilakukan hanya untuk mengalihkan pandangan masyarakat pada umumnya secara khusus bagi para keluarga korban untuk sulit mengetahui kematian korban,terutama menutupi kejahatan mereka agar tidak diketahui masyarakat banyak tentang kejadian tersebut terutama lewat media massa maupun media elektronik,kendatipun demikian, masyarakat masih bisa memberikan informasi kepada mahasiswa-mahasiswi secara khusus kelurga korban yang sedang mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Informasih inipun sempat mengejutkan para masyarakat asli boven digoel bahwa ada pembunuhan misterius di daerah mereka,setelah ditelusuri ternyata perbuatan jahat anggota POLRES Boven Digoel terhadap korban penganiayaan dan pembunuhan secara misterius; korban itu adalah AGUSTINUS.RONSOROP dan CHARLES.KIMIN. Keduanya di bunuh ketika mereka mau pulang dari arah wilayah perbatasan yaitu Distrik Mindiptanah menuju ke kota Kabupaten Boven Digoel, perjalanan yang cukup jauh itu, menjadi kesempatan bagi pihak kepolisian Indonesia menghadang kedua pemuda tersebut dan tanpa banyak tanya mereka dianiaya sampai babak belur tubuh mereka,namun belum puas juga polisi dari polres boven digoel ini menusuk kedua tubuh korban hingga tewas. Pada saat di otopsi ternyata banyak luka memar di tubuh kedua korban dan luku tusuk disekujur tubuh kedua korban, menurut para kelurga korban kedua korban ditikam dengan pisau sangkur (sajam) milik anggota polres boven digoel. Dari hasil penyelidikan tersebut, ternyata apa yang di informasikan oleh pihak POLRES Boven Digoel ternyata tidak benar, penuh dengan penipuan terhadap masyarakat asli boven digoel termasuk keluarga korban,maka informasi yang dikeluarkan POLRES Boven Digoel adalah tidak benar.!!

Tidak ada komentar: