Senin, 13 Juli 2015

AKSI PENCURIAN HP SAUDARA YOHANIS YANG YONG DI KEDIAMAN MARTHEN MAITA



Pada pagi hari kamis,28 Mei 2015,jam 06.00 (pagi) waktu indonesia timur (wit),saya bersama saudara Marthen Maita keluar dari rumah dengan tujuan mencari nafka hidup,saudara Marthen Maita pergi kerja proyek jalan raya ibu kota Kabupaten Boven Digoel,ia diajak oleh saudari sungguhnya Buklok yang tempat tinggalnya didepan jalan raya RT 03 Kampung Sokanggo Distrik Mandobo Kabupaten Boven Digoel.

Sementara saya pergi ke kediaman Pak Canisius Benbop dengan keperluan mengecek keberangkatan kami ke Distrik Woropko untuk memenuhi undangan peresmian Kantor Distrik Woropko baru pada hari kamis,28 Mei 2015 jam 12.00 (siang) waktu indonesia timur (wit) dengan agenda kegiatan yang cukup padat. Namun melihat kondisi cuaca tidak mengizinkan kita menghadiri acara peresmian kantor distrik baru dengan jarak cukup jauh dari ibu kota kabupaten Boven Digoel,lagi pulah kami kesulitan kendaraan. Berbagai pertimbangan yang cukup matang membuat saya sebagai sekertaris pribadi dari Pak Canisius Benbop bersama beliau tidakberangkat ke Distrik Woropko mengikuti peresmian kantor Distrik Woropko yang baru.

Sehabis berbincang-bincang dengan Pak Canisius Benbop dirumah kediaman beliau,saya langsung pulang kerumah milik saudara Marthen Maita,saya meninggalkan kantong tas (noken) kecil kemudian menutup pintu rumah lalu pergi ke pasar bertemu dengan salah seorang pengusaha asal jawa berbincang-bincang dengannya mengenai masalah politik praktis dipasar lama sokanggo. Dipasar lama sokanggo saya bertemu dengan teman-teman,disana kami banyak berdiskusi masalah-masalah kekerasan terhadap setiap intelektual,salah satunya adalah skenario kasus kejahatan kekerasan penganiayaan terhadap saudara Yohanis Yang Yong,SE., “pada hari senin,06 April 2015,jam 09.00 (malam) waktu indonesia timur (wit) saya dianiaya saudara Heri Baweng,alias Heri Namaweng alias Herman Baweng tepatnya didepan Tokoh Miranti hingga mabok pukulan,merasa kurang puas,Heri Baweng alias Heri Namaweng alias Herman Baweng mengatakan,cukimai,kejar dia,tangkap dia,bunuh dia,ini orang jahat ini,saudara Yohanis Yang Yong mau kupuk Pak Antonius Kamenong ini,ini kupuk moderen,Pak Yohanis Yang Yong ini biasanya intip-intip,lulur-lulur,kejar-kejar,saudari Febrhyanti Ayu Kamenong.” Akhirnya massa pemuda kilo meter kosong satu (01) mengejar saya sampai dikediaman Pak Marthinus Maluop,disana saya dibelah oleh Pak Marthinus Maluop,disana saya dilindungi olehnya. Pak Marthinus Maluop mengatakan kepada kerumunan massa yang sedang mengerumuni kami berdua,”coba kamu cek baik-baik terlebih dahulu karena menurut pengamatan kami adalah ini masalah keluarga,maka saya mohon supaya kami tidak boleh terpancing dengan asutan saudara Heri Baweng.” Mendengar keterangan dari Pak Marthinus Maluop,massa pemuda kilo meter kosong satu (01) berpaling dari asutan saudara Heri Baweng sambil bertanya pada saya,dimana orang yang menganiaya engkau Pak Yohanis? Sebelum saya menjawab pertanyaan massa pemuda kilo meter kosong satu (01) itu, ada beberapa pemuda yang telah mengikuti saudara Heri Baweng ke dalam rumah Pak Antonius Kamenong. Menurut keterangan mereka,saudara Heri Baweng setelah menganiaya kaka Yohanis Yang Yong,ia ada pergi masuk ke rumah Bapak Adik Anton menurut sapaan masyarakat dikampung kilo meter kosong satu (01). Saya bersama massa pemuda km 01 tanah merah Kabupaten Boven Digoel mendatangi saudara Heri Baweng tepatnya didepan Kantor Dinas Perbatasan pada malam itu,saya mengajak saudara Heri Baweng untuk damai dengan cara saling memohon maaf dan berpegang tangan,namun saudara Heri Baweng mengatakan,saudara Yohanis Yang Yong jangan membuat saya jadi tamba marah,tunggu sampai saya punya tingkat emosional redah dulu,saya menuruti perintahnya.

Saya mengajaknya lagi,saudara Heri Baweng memberikan tangan padaku,kami berjabatan tangan didepan kantor Dinas Perbatasan Kabupaten Boven Digoel pada malam itu pulah.
Belum dengan ocehannya saudara Heri Baweng mempermalukan saya dihadapan massa KM 01,ia mengatakan,saudara Yohanis Yang Yong,engkau punya nama merah di Kabupaten Boven Digoel,jawab saya padanya,saya punya kantor ada ini,mendengar pengakuan itu,ia mengajakku masuk bersamanya kerumah Pak Antonius Kamenong,tapi saya tidak menurutinya,saya pulang ke rumah kediaman Pak Canisius Benbop dan malam itu juga saya mencari penginapan baru diperumahan Jalan Baru Ambonggo Tanah Merah Kabupaten Boven Digoel,disana ada paman saya,Pak Sely Katit,ia pegawai Bank Papua Cabang Tanah Merah Kabupaten Boven Digoel,malam yang sungguh larut itu,saya diterima paman saya walaupun paman Sely Katit sudah,tapi dia menerima saya dengan baik,saya menjelaskan skenario kejahatan kekerasan penganiayaan terhadap diri saya. Menanggapi keterangan saya,paman Sely Katit mengatakan,keponakan engkau boleh tinggal menyesuaikan diri,saya tinggal bersama paman Sely Katit selama dua minggu lamanya. Sayangnya kami berada figur maka terjadi kesepakatan untuk berpisah masing-masing mendukung figur politiknya.

Saya langsung pindah kerumah kediaman saudara Marthen Maita sampai testing pegawai selesai,saya akan pulang tinggal dirumah kediaman saya di kampung Mindiptanah sampai hasil tes diumumkan,kata saya pada teman Theodorus Temkorok dipasar lama Sokanggo Tanah Merah Kabupaten Boven Digoel. Mendengar keterangan saya,kami berpisah dari pasar lama Sokanggo ke masing-masing rumah. Sesampai dirumah kediaman saudara Marthen Maita,saya kaget pintu suda terbuka lebar-lebar,saya jadi kaget melihat keadaan rumah dengan kondisi pintu terbuka lebar-lebar,saya periksa tas (noken) kecil yang saya tinggalkan itu ternyata tidak ada,saya cek anak-anak kasaud,masyarakat kasaud,tapi mereka saling menuding satu dengan lainnya. Mereka sembunyi anak bernama Kris itu dari hadapan saya,saya mencari anak bernama Kris itu mengelilingki kompleks itu,tapi tidak menemukannya.

Setelah kembali dari pencarian hp disekitar kompleks tersebut,anak-anak kasaud perempuan maupun laki,masyarakat mereka sampaikan ada Kristianus dibelakang ini,saya cek Kristianus anak Kasaud itu,ia mengaku saya tidak mencuri hp itu,saya kembali pergi cek di kediaman Pak Canisius Benbop di KM 01 Tanah Merah Kabupaten Boven Digoel,dikediaman Pak Canisius Benbop tidak ada hp yang saya tinggalkan,maka pada kesempatan itu juga saya memberikan keterangan kepada beliau lalu saya pulang kerumah,anak-anak kasaud,masyarakat kasaud bertanya padaku,sudah dapat hp atau belum? Jawab saya pada mereka,”biarkan mereka pakai hpnya supaya mereka puas dengan kejahatan mereka.” Saya pulang ambil tas (noken) kecil menuju ke kompleks DON BOSKO lama RT 06 Kampung Sokanggo Tanah Merah Kabupaten Boven Digoel.

Dampak Penyaluran Dana PNPM Mandiri RESPEK



Pada hari senin,22 Desember 214, jam, 07.00 (pagi) (wit) waktu indonesia timur, tempat JDFO, sekarang sekertariat perpustakaan Distrik Mindiptana. Dampak penyaluran bantuan dana kepada masyarakat Kampung Osso merupakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) di Kampung Osso Distrik Mindiptana Kabupaten Boven Digoel, bagi masyarakat setempat mempunyai dampak positif, banyak masyarakat memiliki rumah layak huni salah satunya adalah rumah dibangun untuk masyarakat adalah milik Pak Wilhelmus Katat,rumah milik Pak Melkior Okaibop, serta masyarakat Muyu-Mandobo Daerah Aliran Sungai (DAS) Kao lainnya di Kampung Osso Distrik Mindiptana Kabupaten Boven Digoel. Dampak penyaluran dana PNPM Mandiri RESPEK meliputi bangunan fisik yang dibangun untuk masyarakat.

Tidak hanya penyaluran dana PNPM Mandiri, tapi “Rencana Strategis Pembangunan Kampung (RESPEK) juga disalurkan kepada masyarakat Muyu-Mandobo Daerah Aliran Sungai (DAS) Kao di Kampung Osso.” Penanganan dana-dana bantuan PNPM MANDIRI,RESPEK,sering bergantianantara satu pengurus dengan pengurus lainnya mulai dari pengurus TPKK hingga kepada pengurus kerja lapangan. Pengelolahan keuangan yang ada banyak bukti fisik bangunan dirasakan masyarakat di Kampung Osso.

Pengelolahan keuangan yang ada banyak bukti fisik bangunan dirasakan masyarakat di Kampung Osso. Meskipun penyaluran dana bantuan PNPM Mandiri, RESPEK, telah disalurkan kepada masyarakat Kampung Osso, tapi dengan jumlah penduduk yang cukup banyak, kadangkalah masyarakat lain yang penduduk aslih kampung Osso tidak pernah merasakannya, tapi sedikit kami merasakannya, kata Pak Wilhelmus Katat disela-selah diskusi berlangsung.

Hal ini juga disampaikan pulah oleh Ketua TPKK Kampung Osso, pada saat pertemuan berlangsung di balai Kampung Osso, tandasnya. Ada banyak bangunan yang kami dirikan, rata-rata dengan swadaya sendiri karena keterbatasan biaya, maka masyarakat Kampung Osso menyiapkan bahan-bahan bangunan lokal seperti balok, papan, bahan galian golongan “C” (batu-bata), pasir dan kerikil. Sementara penyaluran dana PNPM Mandiri, RESPEK, masih sangat terbatas, terpaksa kami harus berusaha secara swadaya juga kami lakukan untuk menjawab program pembangunan bagi masyarakat di Kampung Osso, tutur Pak Feri Mikan disela-selah pertemuan berlangsung.

Konsultasi Teknis Pelaporan Penggunaan Keuangan



Pada hari Rabu, 24 Desember 2014, jam, 07.00 (pagi) waktu indonesia timur (wit), saya bertemu dengan Ketua TPKK, Pak Feri Mikan dikediamannya di Kampung Osso, tepatnya lokasi trans lokal AMKRAUNKA Distrik Mindiptana. Saya mengatakan kepada Ketua TPKK Pak Feri Mikan, saya dalam bulan Januari 2015, saya punya banyak agenda, maka dalam pertengahan bulan Desember 2014, teknis pelaporan harus segerah dilaporkan. Mendengar penyampaian saya, langsung beliau (Pak Feri Mikan) masuk kedalam kamarnya mengambil uang perjalanan sebesar Rp. 500.000; diberikan kepada saya.

Dalam diskusi lebih lanjut, ia mengatakan, kita harus membangun Kampung Osso ini dengan baik, salah satunya kita pasang lampu listrik di Kampung Osso ini, setelah itu kita membelih mesin babat rumput sebagai inventaris pengurus demi kebersihan lingkungan Kampung Osso, supaya kampung ini kelihatan bersih dan indah. Selanjutnya kami memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang manfaat usaha kecil bagi kesejahteraan masyarakat di Kampung Osso Distrik Mindiptana Kabupaten Boven Digoel.

Kordinasi Kurang Efektif



Berdasarkan hasil interogasi yang dilakukan kepada bendahara TPKK Kampung Osso, Ibu Susana Katat dikediamannya telah ditemukan ada komunikasi yang kurang efektif diantara pengurus TPKK khususnya antara bendahara dengan ketua TPKK Bapak Bernadus Kerarop. Menurut bendahara TPKK Ibu Susana Katat, sampai hari ini belum ada kordinasi yang kurang efektif diantara kita berdua. Lebih lanjut ia mengatakan, menurut informasi yang kami peroleh dari berbagai pihak, beliau (Ketua TPKK) Bapak Bernadus Kerarop sedang menyiapkan bahan-bahan lokal untuk pembangunan infrastruktur adalah pembangunan layak huni bagi masyarakat di Kampung Osso Distrik Mindiptana.

Setelah berkordinasi dengan bendahara TPKK Ibu Susana Katat, saya ( Yohanis Yang Yong,SE) salah seorang akademisi Stiper Sta Jayapura, melanjutkan perjalanan menuju kediaman Kepala Kampung sedang berada di pinggiran jalan raya, Ketua TPKK Bernadus Kerarop baru saja dari salah satu bangunan melanjutkan perjalanan pulang ke Kampung Tinggam Distrik Iniyandit Kabupaten Boven Digoel, saya menuju kediaman kepala kampung.
Ketika sampai disana,Bapak Kepala Kampung sedang berada dipinggiran jalan raya, Bapak Kepala Kampung Osso, sedang bercakap-cakap dengan pemuda Kampung Osso, saya menghampiri mereka sambil mendengarkan perbincangan mereka pada saat itu. Secara tidak sadar mereka singgung mengenai masalah pelaporan, saya singkronisasi pembicaraan itu dengan sapaan,”permisi kakak-kakak, Bapak kepala Kampung Osso Bapak Herman Guru, menyangkut teknis pelaporan, saya kemarin diantar dari KM 01 Tanah Merah Kabupaten Boven Digoel menuju ke Distrik Mindiptana Kampung Osso, dengan tujuan utama mengurus pelaporan administrasi keuangan Pengurus TPKK Kampung Osso ke tingkat Kabupaten Boven Digoel, selanjutnya diteruskan ke Provinsi Papua, kataku kepada Kepala Kampung Osso ditempat diskusi.

Menurut Kepala Kampung Osso, sampai hari ini saya secara pribadi belum ada kordinasi yang efektif antara badan pengurus TPKK dengan saya sebagai kepala wilayah tingkat bawah di Kampung Osso ini, katanya disaat diskusi berlangsung, lebih lanjut ia mengatakan, tapi hingga saat ini saya tetap mendukung efektivitas kerja pengurus TPKK yang selama ini telah menjalankan program dengan baik, khususnya infrastruktur fisik bangunan perumahan layak huni bagi masyarakat Kampung Osso.

Namun untuk laporan masalah teknis administrasi penggunaan keuangan. “Sementara ketua TPKK Kampung Osso mengatakan,selama berjalannya program PNPM Mandiri,RESPEK, Pemberdayaan Kampung, kami belum menerima laporan dari pendamping, tutur Feri Mikan, selaku wakil ketua pengurus TPKK Kampung Osso, kejanggalan teknis administrasi sebagai laporan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Boven Digoel, maka dampak dari kordinasi yang kurang efektif dalam menjalankan pekerjaan laporan sebagai salah satu pengabdian terhadap masyarakat. Disini kami mengetahui adanya kordinasi kurang efektif dengan kepala kampung, kordinasi kurang efektif dengan kepala TPKK dengan pendamping, begitu pulah ditingkat internal pengurus TPKK yang sedang berjalan.

Kamis, 02 Juli 2015

Diskusi Bersama Ketua TPKK Kampung Osso



Pada hari Rabu,17 Desember 2014,Jam,10.00 (pagi) (wit) waktu indonesia timur,bertempat di kediaman Ketua TPKK Pak Feri Mikan. Keterangan dari Pak Feri Mikan tentang masalah bantuan pemerintah terhadap masyarakat. Masih banyak masyarakat kurang memahami sehingga terjadi banyak kesalahan dalam pemanfaatan dana-dana bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat (Jakarta),Pemerintah Provinsi Papua, Pemerintah Kabupaten Boven Digoel, Pemerintah Distrik Mindiptana, Pemerintah Kampung Osso, Ketua TPKK Kampung Osso kepada masyarakat, namun salah dimanfaatkan antara lain, masyarakat yang meminjam uang dalam jumlah tidak sedikit sangat banyak, sekitar Rp 500.000; - Rp 5.000.000;. Pendamping PNPM Mandiri Respek banyak melakukan mark up (makelar kasus) terhadap plafon dana yang ada.

Tanggal dinota tahun anggaran 2012, sementara tahun anggarannya itu tahun 2011. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) Kampung Osso T.A 2010/2011 adalah telah di bangun gedung (PAUD) Pendidikan Anak Usia Dini. Sedangkan dana RESPEK Tahun Anggaran 2011/2012 itu kami bangun perumahan masyarakat layak huni serta infrastruktur lain yang dibangun ketua TPKK Kampung Osso adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) Kampung Osso T.A 2010/2011,pembangunan infrastruktur MCK umum, Balai Kampung Osso, Rumah Layak Huni bagi masyarakat serta mesin penggilingan karet T.A 2010/2011 yang di bangun.

Menurut keterangan ketiga orang yang paling bertanggung jawab dalam proses pembangunan di Kampung Osso yakni Pak Feri Mikan,Postinus Okaibob,Viktoria Kiripan, Wilhelmus Katat, Susana Koyan, Bernadus Kerarop, kami bangun terakhir adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri RESPEK sebagai berikut: -Jenis Kegiatan:Rumah Layak Huni,. - Ukuran Dimensi: 1 Unit,. – Volume: 1 Unit,.- Jumlah Dana: Rp 49.500.000;. – Sumber Dana: APBD Kabupaten Boven Digoel THP I/2014 DAN SWADAYA;.- Kampung Osso;. – Pelaksana: Ketua TPKK Kampung Osso Distrik Mindiptana Kabupaten Boven Digoel.

Sedangkan dana PNPM Mandiri RESPEK T.A 2011/2012 dengan total dana masing-masing bangunan sebesar Rp 38.300.000; dengan pemasangan instalasi listrik untuk sembilan kepala keluarga per-KK Rp 5.000.000; dengan total dana Rp 45.000.000; dari sumber dana PNPM pedesaan, T.A 2010/2011. Sementara mesin penggilingan padi adalah bantuan dari Dinas Perkebunan, diresmikan oleh Bupati Kab. Boven Digoel Tahun 2012, ungkap mereka.

Senin, 29 Juni 2015

Persiapan Bahan Bangunan



Untuk mempersiapkan bahan bangunan, saya bersama Pak Natalis Kaipman pergi ke Kampung Andokbit Distrik Mindiptana Kabupaten Boven Digoel, kami pergi membayar uang batu pasir dan balok, papan, selanjutnya kami bertolak untuk menuju ke kampung Okgenetan Distrik Iniyandit Kabupaten Boven Digoel, kami pergi membayar uang batu bata untuk kepentingan bahan bangunan. Semua dilakukan Pak Natalis Kaipman hanya demi kepentingan umum dalam rangka persiapan bahan bangunan.

Disana Pak Natalis Kaipman membayar Rp 1.000.000; kepada pimpinan proyek batu bata,Bapak Geradus Mikan alias Girling anak dari Bapak Edoardus Ekanunda dilinkungan RT 02 Kampung Okgenetan Distrik Iniyandit Kabupaten Boven Digoel. Anaknya melakukan proyek percetakan batu-bata tepatnya di Kilo Meter Enam Dua (KM 62),didusun marga mereka. Transaksi pembayaran biaya batu bata, dilakukan dikediaman Bapak Geradus Mikan, selanjutnya kami bertolak menuju ke linkungan RT 01 Kampung Iniyandit Distrik Iniyandit menuju kampung Mindiptana Kabupaten Boven Digoel.

Kami harus pulang mempersiapkan diri khususnya Pak Natalis Kaipman mengingat ada rapat pembentukan panitia pelantikan KNPI tingkat Distrik diwilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Kao Kabupaten Boven Digoel. Ketika saya berada di Distrik Mindiptana Kabupaten Boven Digoel, saya dilarang untuk intervensi kegiatan masyarakat, tapi sebaliknya saya diminta untuk membantu mereka menyelesaikan laporan pertanggung jawaban anggaran pembangunan kampung bantuan PNPM Mandiri Respek,Pemberdayaan Kampung, maka mau tidak mau, suka tidak suka, saya menyalamatkan kepentingan banyak orang.

RAPAT PNPM MANDIRI RESPEK DI DISTRIK MINDIPTANAH



Pada hari rabu,17 Desember 2014,jam 10.00 (pagi) waktu indonesia timur (wit),rapat PNPM MANDIRI RESPEK dilaksanakan guna mengetahui pelaksanaan infrastruktur bangunan dikampung-kampung selama ini melalui program PNPM MANDIRI RESPEK disetiap kampung-kampung diwilayah Distrik Mindiptanah Kabupaten Boven Digoel Provinsi Papua,pelaksanaan pembangunan infrastruktur dikampung-kampung sudah berjalan lancar atau tidak berjalan lancar sesuai harapan masyarakat dan pemerintah.

Dalam rapat berlangsung,ada beberapa kampung yang infrastruktur bangunan belum diselesaikan. Salah satunya dikampung Andokbit,infrastruktur bangunannya belum selesai dibangun dengan baik,banyak kegiatan berkaitan dengan bantuan dana belum diselesaikan dikarenakan kekurangan dana,kelalaian pengurus,maka permintaan kepala Distrik untuk segerah diselesaikan,sementara total anggaran tahun 2013 Rp.125.000.000; telah kami berikan kata Kepala Distrik Bapak Frans Komon disela-selah rapat berlangsung. Sementara buku khas Kampung Andokbit tahun anggaran 2014 kelihatan kurang jelas (kurjes) seperti yang kita temukan harus diganti pengurus baru untuk mengurus kegiatan ini.

Untuk laporan pertanggung jawaban keuangan,kalau bisa tolong jangan dijilid karena akan disatukan untuk diserahkan kepada Pemda Kab.Boven Digoel sesuai petunjuk yang diberikan kepada kami kata Pak Frans Asek, ketika memberikan keterangan dalam rapat yang sedang berlangsung. Sesuai rekomendasi yang ada pada kami tim dari Kabupaten Boven Digoel, dana yang diberikan sebesar 10% ini senilai Rp 250.000.000; untuk pelaksanaan pembangunan disetiap kampung. Sisa dana itu akan dipakai oleh pengurus TPKK untuk pembangunan selanjutnya,tutur Pak Fransiskus Asek dihadapan forum rapat resmi itu.

Maka harus ada evaluasi kegiatan dijalankan untuk mengetahui perkembangan pembangunan infrastruktur bangunan dikampung-kampung sudah maju atau belum maju pembangunan disetiap kampung-kampung diwilayah Distrik Mindiptanah Kabupaten Boven Digoel. Waktu selanjutnya pemberian bantuan dana diserahkan oleh kepala BPKD Kabupaten Boven Digoel kepada setiap ketua Badan Pengurus TPKK disetiap kampung sebesar Rp 125.000.000;. Dengan pemberian dana yang ada kepada setiap ketua Badan Pengurus TPKK disetiap kampung akan ada peninjauan bukti fisik lapangan oleh Distrik dan rombongannya. Sementara kampung imko tidak mendapatkan bantuan dana karena bendahara sedang sakit,bendahara sedang menjalani pengobatan di Kabupaten Merauke. Selanjutnya disarankan setiap kampung yang belum lengkap agar membuat pertemuan sebelum pembagian dana karena transparansi pembagian dana itu penting.

Laporan bisa disampaikan pada bulan januari,sementara penyaluran dana tahap penyaluran dana tahap kedua tahun anggaran 2013/2014. Rapat ini dipimpin langsung oleh Kepala Distrik Mindiptanah Bapak Frans Komon,Kepala Distrik Mindiptanah memberikan gambaran umum tentang pembangunan di Distrik Mindiptanah Kabupaten Boven Digoel khususnya program kerja PNPM MANDIRI RESPEK dikampung-kampung. Rapat PNPM MANDIRI RESPEK ini dilaksanakan tepatnya digedung pengadilan tinggi di Distrik Mindiptana Kabupaten Boven Digoel Provinsi Papua.

Berbincang-bincang Dengan Pak Paulinus Mikan Di Kediamannya



Pada hari senin,01 Desember 2014, jam,01.15 (siang) waktu indonesia timur (wit). Saya bertemu dengan Pak Pendeta Paulinus Mikan didepan sanggar jualan milik mama wambon,tepatnya dikompleks kilo meter (km) 01 Distrik Mandobo,kami berbincang-bincang dengan beliau (Pak Paulinus Mikan) tentang masalah”masukan surat lamaran kerja ke kantor Bupati Kabupaten Boven Digoel,saya menghadap langsung kepada Bupati Kabupaten Boven Digoel,disana berkas lamaran kerja saya dibuang oleh Bapak Bupati Kabupaten Boven Digoel, Yesaya Merasi,S.Pd.,saya pulang kerumah sambil memeriksa berkas sembari memikirkan nasib saya,’mengapa saya terlalu bodok seperti ini?” tuturku pada Pak Pendeta Wilem Mikan.

Lebih lanjut saya mengatakan padanya, kalau saya ditolak seperti ini,tentu saja saya bodoh,makanya saya ditolak ,tapi saya lahir dan dibesarkan ditanah adat wilayah Kabupaten Boven Digoel,namun biarlah,apabilah saya diterima ditempat kelahiran, syukurlah kepada ‘Yang Maha Kuasa’ karena saya diterima,saya tidak diterimah bekerja ditempat kelahiran saya kota Kabupaten Boven Digoel juga tetap saya mengucapkan rasa syukur kepada ‘Yang Maha Kuasa’ karena saya tidak diterima bekerja di Boven Digoel, kataku pada Pak Pendeta Paulinus Mikan.”

Pak Pendeta Paulinus Mikan mengatakan,mari kita diskusikan masalahmu dirumah saya katanya. Saya bersama Pak Pendeta Paulinus Mikan menuju kerumahnya. Dikediaman beliau,disana beliau menyampaikan,diKabupaten Boven Digoel banyak yang tidak diterimah terutama khususnya kami putra-putri aslih pribumi Kabupaten Boven Digoel,tapi non-Papua yang dari luar Papua mereka diterimah,mereka datang langsung berpakaian dinas,dari luar mereka sudah mempunyai kartu tanda penduduk (KTP) sebagai penduduk aslih Kabupaten Boven Digoel.

Disinilah kekurangan kita,jadi kita yang penduduk aslih pribumi di Kabupaten Boven Digoel tidak bisa diterima,kami tersingkir jauh dari kehatangan pembangunan,kami putra-putri aslih pribumi kabupaten Boven Digoel kuliah bertahun-tahun,setelah selesai kuliah kami datang jadi penonton diatas negeri kami sendiri,katanya sambil menggumam. Lebih lanjut Pak Pendeta Paulinus Mikan menyampaikan,anak-anak aslih Boven Digoel tidak dapat mengoperasikan komputer,banyak komputer dikantor-kantor tinggal nonton manusia-manusia yang kerja dikantor dan juga banyak intelektual kita tidak bisa berbuat banyak,tidak hanya kita aslih pribumi Boven Digoel,tetapi juga mereka manusia Papua dari luar Boven Digoel, mereka banyak dicongar untuk mengikuti kemauan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD-SKPD) satu dengan yang lain,tutur Pak Pendeta Wilem Mikan disela-selah diskusi berlangsung.
Perbincangan ini berlangsung dikediaman Pak Pendeta Wilem Mikan,tepatnya di kompleks km 01 tanah merah Kabupaten Boven Digeol, diskusi atau perbincangan itu berlangsung selama ± 30 (tiga puluh) menit lamanya. Dalam diskusi itu ia menyarankan padaku agar supaya bisa terlibat dalam dunia organisasi,disitu ada ruang,tempat,untuk menyurahkan pikiran kita. Diskusi atau perbincangan ini berlangsung singkat,mengingat beliau bersama istrinya ada kesibukan rumah tangga,maka saya pamit dari hadapan mereka berdua.

Masalah Organisasi,Pegawai Negeri,Honorer,Buruh



Masalah organisasi di Jayapura sudah tidak berjalan efektif selama ini,itu dikarenakan adanya rasa kurang percaya satu dengan lainnya diantara mahasiswa-mahasiswi sendiri ada dualisme pandangan,dasarnya hanya kurang persatuan diantara kita,ongmenurut Pak Nabas Kalo,ketika bertemu dengannya diteras depan rumahnya.Menurut pak Yohanis Yang Yong, jalannya suatu wadah atau organisasi tergantung pada mahasiswa-mahasiswi sendiri,lebih lanjut saudara Yohanis Yang Yong mengatakan,mahasiswa-mahasiswi Boven Digoel harus ada rasa memiliki terhadap terhadap organisasi itu sendiri,melainkan bukan menjadikan organisasi pembinaan diri sebagai jembatan hanya untuk mendapatkan bantuan studi dari pemerintah daerah kabupaten Boven Digoel setempat ungkapnya.

Tidak hanya masalah keefektivan saja yang disampaikan,tapi dari tingkatan lobih dari Badan Pengurus Mahasiswa-Mahasiswi dengan pemerintah daerah kabupaten Boven Digoel juga harus berjalan baik selama organisasi pengurus masih berjalan,selama manusia masih hidup pungkasnya. Disinggung masalah pegawai negeri sipil (PNS) perlu ada kaderisasi yang kita lakukan terhadap generasi kita yang ingin mengabdi didalam sistim negara ini. Selain Pegawai Negeri Sipil (PNS) kita membimbing adik-adik kita dalam dunia swasta dengan kapasitas yang ada pada kita untuk memajukan mereka bersaing dengan berbagai macam suku di kabupaten Boven Digoel.

Lebih lanjut Pak Barnabas Kalo mengatakan, para buruh,karyawan,pegawai harian,ada undang-undang yang mengatur,namun tidak sampai secara khusus dalam memberikan gaji terhadap karyawan,buruh,pegawai harian honorer,setiap bulannya dalam undang-undang diatur secara umum maka perlu ada kebijakan dari pemerintah dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Boven Digoel,Sekertaris Daerah (SEKDA) Kabupaten Boven Digoel,Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Boven Digoel,Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Boven Digoel,imbuhnya.

Menurut pak Yohanis Yang Yong,dalam undang-undang bunyinya lain,realitas yang kita alami sangat berbeda dengan produk undang-undang yang ada. Kebijakan-kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Boven Digoel dapat disesuaikan dengan undang-undang yang ada bahwa pegawai harian honorer diangkat berdasarkan masa kerja selama lima (5) tahun sebagaimana diatur dalam undang-undang birokrasi/undang-undang kepegawaian dinegara ini ungkapnya. Perbincangan ini berlangsung selama tiga puluh (30) menit lamanya kami berpisah dari yang ada diteras rumahnya karena beliau (Pak Nabas Kalo) mempunyai kesibukan.

Berdiskusi Dengan Saudara Renol Korwa



Pada sore hari jumad,28 November 2014,jam 05.00 (sore) waktu Boven Digoel Papua,saya melakukan refresing jalan sore mengelilingi ibu Kota Kabupaten Boven Digoel mengelilingi ibu Kota Kabupaten Boven Digoel,saya dijemput saudara Renol Korwa, kami berdua pergi ke rumahnya,sesampai dirumahnya beliau bertanya padaku mengenai masalah Daerah Otonomi Baru (DOB) pemekaran Kabupaten Muyu yang sampai hari ini belum jelas,saya menjelaskan padanya tentang pemekaran Kabupaten Muyu. Menurut keterangan Pak Yohanis Yang Yong,SE sampai saat ini belum dibutuhkan bagi masyarakat Muyu-Mandobo di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kao karena kurangnya sosialisasi di kampung-kampung,menciptakan Daerah Otonomi Baru (DOB) membutuhkan biaya yang tidak sedikit,biaya dapat mencapai ratusan hingga miliaran rupiah,kita juga melakukan penelitian-penelitian Sumber Daya Manusia (SDM) di berbagai bidang ilmu pengetahuan yang telah digeluti setiap manusia Muyu-Mandobo di daerah Muyu-Mandobo,survei-survei kita lakukan, penjaringan aspirasi masyarakat Muyu-Mandobo didaerah aliran sungai (DAS) Kao. Selanjutnya kita melakukan pendataan jumlah intelektual berdasarkan spesifikasi bidang yang ada,mulai dari tingkatan jenjang pendidikan D2,D3,S1,S2,S3,Dr, itu menyangkut Sumber Daya Manusia (SDM),sementara aset Sumber Daya Alam (SDA) juga kita harus melakukan pendataan karena aset Sumber Daya Alam (SDA) dikelolah untuk membangun daerah Muyu-Mandobo yang baru dimekarkan agar daerah kami dapat maju, katanya. Selain aset SDA yang akan membangun daerah,tidak hanya Sumber Daya Alam (SDA)kita butuhkan untuk membangun daerah Muyu-Mandobo yang akan dimekarkan kemudian hari,membutuhkan sumber daya-sumber daya lain pulah kita manfaatkan membangun daerah adalah

1. Pajak bangunan,
2. Pajak bumi,
3. Pajak hotel-hotel,tokoh-tokoh dan aset sumber daya lainnya.

Maka dengan sumber daya manusia (SDM) yang ada akan memiliki kemampuan mengelolah aset sumber daya yang ada didaerah Muyu-Mandobo yang baru dimekarkan,maka dari hasil sumber daya itu akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Muyu-Mandobo di Daerah Otonomi Baru (DOB) atau pemekaran wilayah imbuhnya. Tanggapan saudara Renol Korwa tentang diskusi yang berlangsung, saya merasa senang,kami dapat berkomunikasi dengan baik,sementara teman-teman kami waktu kuliah diJayapura,mereka sangat berapi-apih,tapi ketika sampai dikampung halaman sampai saat ini di Kabupaten Boven Digoel, semua teman-teman kita tenggelam dalam pengaruh arus kehidupan sosial yang sangat prakmatis. Tanggapan saudara Yohanis Yang Yong,SE.,harus ada metode lain untuk membangkitkan emosional berpikir dan bertindak dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di Kabupaten Boven Digoel. Lebih lanjut saudara Renol Korwa mengatakan,dalam melihat masalah di Kabupaten Boven Digoel kita seharusnya menyediakan waktu khusus untuk bertukar pikiran tentang perkembangan pembangunan, ini sangat penting katanya. Dalam diskusi berlangsung tepat dikediamannya itu,saudara Yohanis Yang Yong,SE.,dengan hasil penelitian kita melakukan presentasi Menteri Dalam Negeri (MENDAGRI) Republik Indonesia (RI),tapi kita mempersiapkan terlebih dahulu finansial untuk mendanai semua kegiatan di DPR RI,MENDAGRI,sampai kepada sidang istimewa paripurna DPR RI menetapkan draf undang-undang DOB Muyu Provinsi Papua, tutur saudara Yohanis Yang Yong,SE., diselah-selah diskusi berlangsung.

SEMANGAT MEMBANGUN SAMPAI MERUSAK



Pada masa pemerintahan devenitif Bupati Kabupaten Boven Digoel dan Wakil Bupati Kabupaten Boven Digoel, menjelang pesta demokrasi Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Boven Digoel tahun 2015. Banyak memberikan dampak positif terhadap pembangunan diberbagai aspek pembangunan, di Kabupaten Boven Digoel. Semangat membangun kian menggelora diseluruh tanah air Boven Digoel, terutama aspek pendidikan, aspek kesehatan, aspek budaya, aspek sosial,aspek ekonomi,serta infrastruktur.

Semangat membangun inilah tertanam dalam masa kepemimpinan Bupati devenitif selama menjalani hidup diatas tanah adat Manusia Kombay, Koroway,Wanggom, Kowosambo,Auyu,Muyu-Mandobo. Disinilah suku-suku Papua pendatang dan non Papua turut andil dalam membangun daerah ini dengan penuh semangat, tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lainnya. Kedatangan suku-suku Papua pendatang-non Papua diatas tanah adat tuju (7) suku besar ini sangat memberikan dampak positif diberbagai aspek kehidupan manusia diatas tanah adat tujuh (7) suku besar.
Sampai hari ini hembusan semangat tokoh pembangunan ini, dapat memberikan rasa aman, rasa damai, rasa sejahtera, rasa dihargai, rasa dihormati,semua aspek juga turut dirasakan masyarakat pribumi, masyarakat Papua pendatang dan non Papua. Namun semangat membangun pulah memberikan dampak negatif yang sangat mengerikan bagi kami manusia tuju (7) suku besar diwilayah tanah adat Boven Digoel. Rasa mengerikan adalah telah terjadi diskriminasi secara sistematis dan terstruktur diberbagai aspek kehidupan.

Dibalik semangat membangun daerah ini, ada banyak fakta-fakta kondisi riil yang tidak bisa diselesaikan dengan penuh rasa memiliki dan rasa tanggung jawab, terutama aspek kehidupan sosial masyarakat yang begitu homogen memberikan pengaruh tersendiri, terhadap kehidupan sosial yang sebenarnya sejak tete-nene moyang tuju (7) suku besar yang diciptakan oleh “Yang Maha Kuasa,” kemudian ditempatkan dibelahan bumi Boven Digoel sebagai suku-suku bangsa aslih diatas negeri ini.

Tampaknya kehadiran suku-suku lain memberikan pengaruh kurang baik, pengaruh baik, terhadap generasi aslih pribumi Boven Digoel kini dan akan datang. Tapi dampak kehidupan sosial masyarakat aslih pribumi semakin kehilangan pegangan kehidupan sesunggunya. Akhirnya semangatpembangunan juga turut merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat tuju (7) suku besar yang mendiami tanah adat Boven Digoel. Hal ini dilihat dari aspek budaya, banyak generasi aslih Boven Digoel melupakan jati dirinya sebagai manusia seutuhnya yang diciptakan “Maha Kuasa” menurut Citra_Nya.
Maka semangat juga harus kita tempatkan pada ruang dan waktu yang tepat, tetapi kita tidak menempatkan semangat disemabarang ruang dan waktu yang akan mengganggu ketenangan aktivitas semangat membangun diberbagai aspek. Ketika kita semangat membangun sampai lupa akan aturan yang terdapat pada tiga pilar pemerintahan adalah agama,adat dan pemerintah, maka tanpa sadar akibat semangat membangun akan merusak semua kehidupan yang ada. Kendati pembangunan merupakan tujuan utama untuk mensejahterakan masyarakat aslih Boven Digoel, namun tanpa sadar semangat membangun juga dapat merusak berbagai aspek kehidupan manusia aslih Boven Digoel.

Minggu, 28 Juni 2015

Diskusi Bersama Keluarga Mikan Tentang Masalah Pembangunan Di Kabupaten Boven Digoel




Pada pagi hari sabtu, 06 Desember 2014,jam,08.00 (pagi) waktu indonesia timur (wit) merupakan hari aktivitas bagi setiap manusia yang berdomisili diwilayah ibu kota Kabupaten Boven Digoel. Termasuk saya secara pribadi melakukan aktvitas kunjungan ke keluarga Mikan. Dalam diskusi itu, banyak masalah pembangunan didaerah kabupaten Boven Digoel yang dibahas adalah;

1. Masalah kasus korupsi., kasus korupsi merupakan masalah kronis yang harus diselesaikan melalui jalur hukum yang berlaku dinegara republik indonesia (NKRI). Masalah kasus korupsi diKabupaten Boven Digoel sudah semakin sangat akut,maka akan merugikan masyarakat kecil aslih pribumi Kabupaten Boven Digoel,banyak dana-dana pembangunan dipakai oleh kelompok-kelompok tertentu demi kepentingan pribadi,kelompok,dari kepentingan banyak orang dan pembangunan diberbagai aspek,kata salah seorang mahasiswa Stiper Sta Jayapura,saudara Norbertus Mikan. Pada saat diskusi berlangsung,lebih lanjut ia mengatakan,kami telah melakukan aksi pada bulan November 2014 lalu,namun ada beberapa mahasiswa dipakai oleh kelompok-kelompok koruptor di Kabupaten Boven Digoel. Ketika saya berada diexpo waena Kota Jayapura Provinsi Papua,saya diteror oleh salah seorang mahasiswa Stiper Sta Jayapura, saudara Steven Robert Belarminus Mamo,Yulianus Muarsarsar,mereka melakukan teror dikediaman saya. Hal ini kebenaran tidak akan ditegakan dan disinilah demokrasi akan tertutup rapat-rapat bagi kita, katanya sambil tersenyum;

2. Masalah PNPM Mandiri RESPEK diKampung Osso Distrik Mindiptana,. Masalah bantuan-bantuan dari program PNPM Mandiri RESPEK dikampung Osso Distrik Mindiptanah Kabupaten Boven Digoel dikucurkan selama ini sudah berjalan baik,banyak perumahan penduduk sudah dibangun,termasuk sarana air bersih,jalan,jembatan. Menurut saudara Feri Mikan, kami sampai hari ini belum menerima bantuan-bantuan dari program PNPM Mandiri RESPEK dikarenakan ada sanksi administrasi yang kami terima dari kantor pusat terutama kantor PMK kabupaten Boven Digoel,akibatnya sampai hari ini bantuan-bantuan dimaksud,tidak pernah kami dapatkan. Lebih lanjut Pak Feri Mikan mengatakan,banyak masyarakat kampung osso kami pinjamkan uang,tapi sampai saat ini belum dikembalikan kepada Pak Feri Mikan,selaku ketua TPKK, katanya ditempat diskusi berlangsung;

3. Masalah Perusahan Korindo; Kehadiran kapitalisme asing ditanah wambon (mandobo),membuat masyarakat suku Muyu-Mandobo (Wambon-Kati) merasa dirugikan dari berbagai aspek,antara lain,aspek pendidikan, sampai hari ini kami tidak pernah diperhatikan dalam hal pembiayaan. Dari aspek kesehatan kami tuan-tuan dusun,tidak pernah diberikan pelayanan kesehatan,berupa kartu jaminan kesehatan daerah (JAMKESDA),jaminan kesehatan masyarakat (JAMKESMAS),jaminan kartu berobat (JKB),biaya pembangunan rumah sakit dengan fasilitas lengkap dari para pemilik modal (KORINDO) yang beroperasi diwilayah tanah adat Muyu-Mandobo;

4. Masalah Ekonomi; Kapitalisme asing (perusahan) korea-indonesia (KORINDO) tidak pernah memberikan bantuan modal usaha kepada masyarakat aslih pribumi, pemilik tanah adat yang diexploitasi perusahaan selama ini tidak pernah membantu masyarakat Muyu-Mandobo sebagai pemilik tanah adat sah untuk melakukan usaha-usaha sebagai gantian sumber-sumber kehidupan masyarakat kati-wambon (Muyu-Mandobo) yang selama ini digarap pihak investor asing. Sementara rata-rata kehidupan masyarakat Muyu-Mandobo masih memiliki polah kehidupan nomaden,mereka 70% masih tergantung pada alam setempat,maka perlu ada perhatian bagi masyarakat aslih pribumi setempat sebagai ganti agar masyarakat aslih pribumi dapat berkembang karena mempunyai sumber hidup tetap kata Feri Mikan ditempat diskusi ketika itu. Lebih lanjut Pak Mantri Rafel Mikan mengatakan,banyak diantara kita masyarakat tergiur dengan finansial (uang) yang diberikan oleh pemilik modal (kapitalisme asing) ‘KORINDO’ selama ini bercokol diatas tanah adat Mandobo-Muyu. Oleh sebab itu kami keluarga besar Mikan,sampai hari ini merasa dirugikan kami pemilik hak ulayat sah tidak pernah diberdayakan dengan baik;

5. Masala-Masalah Tanah Adat; Tanah merupakan harta kekayaan setiap suku bangsa dimuka bumi, khususnya ditanah Papua, lebih khusus di Kabupaten Boven Digoel, sangat lebih khusus tanah adat masyarakat aslih Muyu-Mandobo,maka tanah bagi pandangan masyarakat Muyu-Mandobo adalah “ibu” yang menyediakan segalah sesuatu bagi kelangsungan kehidupan masyarakat Muyu-Mandobo diwilayah tanah adat Muyu-Mandobo. Tanah bisa dialih fungsikan dari fungsi sosial ke fungsi ekonomi. Salah satu fakta kita jumpai didaerah Kabupaten Boven Digoel,banyak tana-tanah adat yang dirampas secara sistematis melalui program pembangunan. Namun banyak masalah tanah adat yang tidak dapat diselesaikan,banyak masalah tanah adat ditanggapi secara keliru dengan menggunakan kekuatan tangan besi,sebenarnya ini tanah kita, ada undang-undang pemerintah republik indonesia tentang pertanahan,ada undang-undang No.21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus (OTSUS) bagi Provinsi Papua yang dalam pasal dan ayatnya mengatur tentang perlindungan hak-hak masyarakat adat ditanah Papua,undang-undang nasional Negara Republik Indonesia (NKRI) tentang pertanahan,undang-undang masyarakat pribumi internasional,kata saudara Yohanis Yang Yong,disela-selah diskusi berlangsung,tepatnya dikediaman keluarga Mikan. Undang-undang masyarakat internasional tentang hak-hak masyarakat adat pribumi internasional khususnya hak-hak masyarakat adat Muyu-Mandobo di Kabupaten Boven Digoel selama ini kurang diakomodir,pungkas saudara Yohanis Yang Yong. Dalam diskusi berlangsung,dihadiri oleh Bapak Edoardus Ekanunda,beliau adalah mantan petugas kesehatan PUSKESMAS Mindiptanah pada zaman pemerintahan kolonial belanda sampai kepada pemerintahan indonesia,beliau menyampaikan,masalah tanah adat ini menjadi hak-hak kita dimata pemerintah Kabupaten Boven Digoel,pemerintah Provinsi Papua,Pemerintah pusat di (Jakarta),kami sangat membutuhkan ruang demokrasi untuk menyampaikan hak kita dihadapan mata Pemerintah Daerah Kabupaten Boven Digoel. Ujung dari akhir pertemuan,berakhir dengan sarapan pagi sembari humoria bersama.


Kamis, 11 Desember 2014

KUNJUNGAN KERJA PELAKSANA TUGAS KEPALA DINAS PERKEBUNAN KABUPATEN BOVEN DIGOEL KE DISTRIK MINDIPTANA



K_unjungan kerja Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Boven Digoel ke Distrik Mindiptana dalam rangka pengecekan kelompok-kelompok usaha tanaman pangan holtikultura yang selama ini dijalankan oleh masyarakat Muyu-Mandobo Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Kao. Pada saat pertemuan berlangsung, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Boven Digoel, mengatakan kepada peserta rapat pada sore hari itu, hari Sabtu 14 November 2014, jam 03.00 (sore) waktu Mindiptana Papua.
Menurut Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Boven Digoel, kunjungan kerja ini tidak hanya di wilayah Distrik Mindiptana, tapi di distrik-distrik lain juga kami lakukan kunjungan kerja seperti di wilayah Mandobo Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Kao juga kami melakukan kunjungan kerja, seperti yang kami lakukan di Mindiptana pada sore hari ini. Menurut beliau, kami telah menugaskan petugas-petugas diwilayah Distrik Mindiptana untuk mendampingi kelompok-kelompok usaha mandiri di Mindiptana sini, ungkapnya.

Kunjungan kerja Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perkebunan Kebupaten Boven Digoel, merupakan momen bagi masyarakat Muyu-Mandobo untuk menyampaikan kritik, saran, usulan, untuk ditampung kemudian akan dijawab melalui kebijakan yang akan diturunkan langsung menyentuh kebutuhan masyarakat, terutama kepada kelompok-kelompok usaha yang sementara ini sedang berjalan. Kehadiran Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Boven Digoel di Distrik Mindiptana, di damping oleh DANRAMIL Distrik Mandobo (Tanah Merah) serta anggotanya.

Pertemuan bersama masyarakat Muyu-Mandobo Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Kao di Distrik Mindiptana yang tergabung dalam kelompok-kelompok usaha itu, berlangsung selama ± (kurang lebih) dua (2) jam lamanya. Kegiatan itu dimediasi oleh Kepala Distrik Mindiptana, Bapak Frans Komon, selaku kepala wilayah di Distrik Mindiptana. Rombongan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perkebunan, banyak menerima usulan dari para intelektual Muyu-Mandobo, salah satunya adalah Sarjana Peternakan, saudari Odinda Kakutu, mengusulkan dirinya bersama teman-teman agar menjadi pendamping para kelompok-kelompok tani bersama PPL di Distrik Mindiptana.

Usulan saudari Odinda Kakutu, langsung ditanggapi Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perkebunan bahwa untuk sementara ini kami belum menerima tenaga pendamping, tuturnya diselah-diselah pertemuan berlangsung. Pertemuan itu berlangsung di kantor Pengadilan lama Distrik Mindiptana, peserta yang hadir pada rapat kunjungan kerja itu ± (kurang lebih) 50 (lima puluh) orang yang hadir pada saat itu. Sekitar jam 05.00 (sore) waktu Mindiptana Papua, pertemuan berakhir, maka Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Boven Digoel, meninggalkan ruang rapat dan melanjutkan kunjungan kerja ke distrik lain di daerah mandobo Daerah Aliran sungai (DAS) Kali Kao Kabupaten Boven Digoel.

Pembagian Dana Bantuan Sosial Kepada Seluruh Masyarakat Muyu-Mandobo Di Distrik Mindiptana



Mindiptana_11 November 2014, jam,08.00 (pagi) waktu Mindiptana Papua, pembagian dana bantuan sosial kepada masyarakat Muyu-Mandobo di kantor Distrik Mindiptana Kabupaten Boven Digoel, masyarakat yang hadir pada saat pembagian dana sosial mencapai ± (kurang lebih) empat ratus (400) proposal atau empat ratus orang yang memasukan proposal. Pembagian di bahagi berdasarkan kampung diwilayah pemerintahan Distrik Mindiptana Kabupaten Boven Digeol, dimulai kampung Mindiptana yang menjadi sentral ibu kota distrik Mindiptana antara lain, RT 01, RT 02, RT 03, pembagian dana bantuan social di bahagi berdasarkan wilayah kampung Mindiptana dan selanjutnya kampung-kampung lain yang termasuk dalam wilayah administrasi pemerintahan distrik Mindiptana.

Sementara jumlah kampung yang termasuk dalam wilayah distrik Mindiptana sebanyak ± (kurang lebih) 13 (tiga belas) kampung. Pembagian dana bantuan social diberikan kepada masyarakat yang melakukan usaha disektor pertanian, sektor perkebunan, sektor perikanan, sektor peternakan dan jenis usaha lainnya seperti rental-rental dan usaha-usaha lainnya. Bantuan dana sosial ini diberikan berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh tim survei dari pemerintah Distrik Mindiptana. Mereka yang terlibat dalam tim survei adalah Sekertaris Kampung Kamka, Bapak Yosep Monombut,Bapak Paulinus Wikom, Bapak Leonardus Bonggo, ibu Wihelmina Bonggo,Bapak Agustinus Kawin, Bapak Otto Timop Karo, Bapak KAPOLSEK Mindiptana beserta bawaannya, Bapak DANRAMIL serta bawaannya dan staf pegawai distrik Mindiptana lainnya.

Menurut Kepala Distrik Mindiptana, Bapak Frans Komon, kegiatan survei ini kami lakukan pertama kali diwilayah distrik Mindiptana, yang kebetulan saja saya dipercayakan oleh masyarakat Muyu-Mandobo sebagai kepala wilayah di distrik Mindiptana. Lebih lanjut ia mengatakan, survei ini dilakukan supaya kami mengetahui animo usaha masyarakat dalam dunia usaha kecil dan menengah (UKM) secara pasti dilapangan. Lebih lanjut ia mengatakan, setiap tiga (3) bulan kami akan mengontrol usaha-usaha yang dijalankan masyarakat, dengan langka-langka seperti ini akan memberikan motivasi yang sangat tinggi bagi masyarakat Muyu-Mandobo di Distrik Mindiptana untuk tetap terus mengembangkan usaha mereka masing-masing.

Usaha perorangan masyarakat yang diusulkan melalui proposal permohonan bantuan sebanyak 400 (empat ratus) itu di bahagi kepada setiap individu yang menjalakan usaha masing-masing sebesar Rp. 1.000.000; untuk pengembangan usaha kecil dan menengah lebih lanjut, demi melangsungkan kehidupan ekonomi rumah tangga setiap hari di negeri Muyu-Mandobo. Sementara pembagian berlangsung dengan aman berkat para aparat keamanan yang sedang berjaga-jaga keamanan, agar tidak terjadi konflik hanya karena uang pembagian dana bantuan sosial saja, dilingkungan kantor distrik Mindiptana, akhirnya pembagian bantuan dana social berjalan dengan aman hingga selesai.

Rabu, 03 Desember 2014

PPL TURUN LAPANG BERSAMA MASYARAKAT KAMPUNG MINDIPTANA DI LAHAN PRAKTEK UJI COBA



Praktek uji coba bersama masyarakat Muyu-Mandobo Daerah Aliran Sungai (DAS) Kao, tepat hari Sabtu, 14 November 2014, jam 08.00 (pagi) Waktu Mindiptana Papua. Praktek uji coba ini dilakukan oleh PPL dari Dinas Pertanian Kabupaten Boven Digoel, Bapak Sudirjo bersama Ketua Kelompok Natalis Kaipman dan Wakil Ketua Kelompok Ibu Katarina Mandobar melakukan pembimbingan terhadap kelompok Ibu-Ibu Petani tanaman holtikultura, tepatnya dilingkungan Jeganim Pancuran RT 01, RW 01, Kampung Mindiptana Distrik Mindiptana Kabupaten Boven Digoel.

Pada saat praktek pembimbingan itu, masyarakat dilatih metode bercocok tanam yang baik, mulai dari mempersiapkan lahan penanaman sampai kepada proses penanaman dilahan yang tersedia. Selain itu cara menggunakan pupuk organik, non-organik pada tanaman sebagai bahan perangsang tanaman yang telah ditanami dengan teknologi sederhana tepat guna. Metode penanaman tanaman holtikultura khususnya tanaman sayur-sayuran yang selama ini dijalankan ibu-ibu kelompok usaha PNPM Mandiri RESPEK di Kampung Mindiptana, selanjutnya beliau mengajarkan pemanfaatan lahan pekarangan rumah sebagai lahan bercocok tanam kapasitas makro dengan menggunakan koker tanaman (bioteknologi), khususnya tanaman sayur-sayuran seperti tanaman sayuran terong, tanaman sayuran sawih.

Dalam praktek pembimbingan itu, banyak masyarakat (Ibu-Ibu) suku Muyu-Mandobo yang mengajukan usulan, saran, pertanyaan, kritik, kepada anggota PPL dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura, Bapak Sudirjo beliau adalah salah seorang pegawai pertanian dari Dinas Pertanian Kabupaten Boven Digoel, disaat praktek penanaman berlangsung, setiap ibu Muyu-Mandobo masing-masing membawah alat perkakas pertanian seperti pacul, pacul garpu, sikop, meter, tali raffia, serta alat pertanian lainnya untuk mengikuti pelatihan ditempat lahan praktek yang dijadikan sebagai laboratorium lapangan yang telah tersedia.
Jenis tanaman yang akan ditanam pada saat praktek uji coba seperti tanaman sayuran terong, kacang tanah, sayuran sawi, tanaman sayuran kacang-kacangan, tanaman kangkung cabut, serta tanaman holtikultura lainnya yang akan ditanam pada lahan praktek sebagai lahan percobaan. Laboratorium lapangan/lahan praktek merupakan lahan percobaan. Laboratorium lapangan yang di pergunakan untuk lahan praktek adalah milik Ibu Almahrum Bapak Yulius Bankok tepatnya di kompleks jeganim pancuran, RT 01, RW 01, kampung Mindiptana Distrik Mindiptana Kabupaten Boven Digoel. Selama kegiatan berlangsung, dihadiri juga Sekertaris Kampung Mindiptana, Bapak Otto Timop Karo. Kegiatan praktek lahan uji coba itu berlangsung selama ± 2 jam lamanya, sisa waktunya masyarakat bersama anggota PPL dari Dinas Pertanian Kabupaten Boven Digoel, bersama-bersama sarapan dirumah salah seorang ibu anggota kelompok usaha PNPM Mandiri RESPEK di kompleks perikanan Kampung Mindiptana, kegiatan ini di akhiri dengan doa bersama.

Jumat, 28 November 2014

KANTOR KAMPUNG MINDIPTANA DAPAT MERUBAH NASIB ORANG MENJADI MANUSIA TERPANDANG





Pada tahun 1980 Bapak Paulinus Wikom memegang Jabatan Kepala Kampung Mindiptana sejak beliau masih mudah hingga sekarang beliau masih terus memegang jabatan kepala Kampung dan melakukan kaderisasi terhadap banyak orang manusia Muyu-Mandobo.Beliau (Bapak Paulinus Wikom) melakukan kaderisasi serta membentuk watak, karakter terhadap setiap manusia Muyu-Mandobo yang bekerja di Kantor Kampung Mindiptana sebagai seorang pemimpin tidak sedikit yang beliau melakukan kaderisasi lewat kantor Kepala Kampung Mindiptana.

Fakta yang dialami kedua manusia Muyu yakni Bapak Otto Timop Karo dan Bapak Lambertus Awok, mereka ditarik oleh beliau mengabdi di Kantor Kampung Mindiptana sejak tahun 1980-an sebagai aparat Kampung Mindiptana. Walaupun dengan gaji sangat minim, mereka berdua setia menjalankan sistim pemerintahan yang paling terkecil bersama Bapak Paulinus Wikom di Kantor Kampung Mindiptana dengan gaji setiap bulan sebesar Rp.15.000; . Dengan gaji sangat kecil tidak mengurangi semangat mereka berdua untuk membantuk Bapak Paulinus Wikom menjalakan sistem pemerintahan paling bawah di Negara Indonesia ini.

Untuk mengubah nasib seseorang memang sangat sulit, apalagi melakukan kaderisasi atau membelajarkan manusia mengenal sistim teknis administrasi pemerintahan di Negara ini. Tapi bagi belaiu kaderisasi merupakan sesuatu yang harus dilakukan dalam rangka membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi angka kriminalitas di kampong Mindiptana yang seringkali tidak diinginkan oleh masyarakat setempat. Namun untuk menjadi kader-kader yang terbaik adalah membutuhkan ketabaan dari setiap individu yang mengabdi di Kantor Kampung Mindiptana, lagi pulah dengan gaji yang sangat minim itu, tapi Bapak-Bapak kami berdua (Bapak Lambertus Awok-Otto Timop Karo) mempunyai loyalitas pengabdian terhadap Negara ini selama 15 (Lima Belas ) tahun lamanya.
Salah satu dari mereka berdua yang masih bertahan adalah Bapak Otto Timop Karo, Adik dari salah seorang pendiri Sekolah SMU YPPK Petrus Hoeboer Mindiptana, Almahrum Bapak Efraim Tomy, Bapak Efraim Tomy ketua pendiri sekolah ketika itu. Bapak Otto Timop Karo sampai sekarang masih setia sebagai sekertaris Kampung Mindiptana. Mereka berdua sekarang menjadi panutan bagi masyarakat di Distrik Mindiptana, semua berkat kaderisasi yang dilakukan oleh Bapak Paulinus Wikom, mereka juga turut menentukan kebijakan pembangunan di Distrik Mindiptana.